Kajian Sabtu
Munafik, Sejarah, dan Bahayanya (Pertemuan ke-2)Oleh: Ustadz Imam Arief hafizhahullah
Masjid Baitul Huda, Jatimakmur, Bekasi, Jawa Barat
Sabtu, 21 Syawal 1446 / 19 April 2025
Ketika Rasulullah ﷺ hijrah dari Mekkah ke Madinah, orang-orang Madinah langsung memilih Rasulullah ﷺ sebagai pemimpin.
Abdullah bin Ubay kemudian sangat membenci Rasulullah ﷺ karena dia tidak jadi pemimpin di Madinah. Dia bahkan memprovokasi orang-orang di Madinah untuk membenci Rasulullah ﷺ
Ketika perang Badar, Abdullah bin Ubay begitu senang karena Rasulullah ﷺ tidak memiliki pengalaman perang, kemudian umat Islam harus melawan kaum kafir Quraisy yang jauh lebih banyak jumlahnya. Perang Badar berlangsung begitu cepat, namun justru kaum kafir Quraisy yang kalah di dalam perang.
Akhirnya Abdullah bin Ubay berpura-pura masuk Islam untuk mengamankan posisi karena ia khawatir akan dikucilkan dan haknya hilang, namun hatinya masih kafir. Inilah awal mula ia disebut sebagai orang munafiq.
Abdullah bin Ubay menjadi provokator bagi kaum Yahudi sehingga mereka melanggar Perjanjian dengan Rasulullah ﷺ. Puncaknya, ia memfitnah istri Rasulullah ﷺ, Aisyah radhiyallahu 'anha yang berjalan dengan Sofwan dengan mengatakan bahwa Aisyah berzina dengan Sofwan. Rasulullah ﷺ hampir termakan dengan fitnah tersebut.
Sifat orang-orang yang harus kita waspadai dirangkum dalam 3 surah Alquran.
1. QS. Ali Imron
2. QS. At Taubah
3. QS. Al Munafiquun
Ketiga surah ini banyak menyebutkan tentang orang-orang munafiq. Secara umum, dari ketiga surah tersebut ada beberapa kesimpulan tentang orang-orang munafiq, yaitu:
1. Ingin aman tapi tidak mau berjuang
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman. Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)". Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu". Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan." (QS. Ali Imron : 166-167)
2. Pengadu domba dan suka menyebarkan kebencian
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak masuk surga pelaku namimah (pengadu domba)” (HR. Muslim)
“Seandainya manusia mengetahui keutamaan yang terdapat pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidaklah akan medapatkannya kecuali dengan diundi, niscaya pasti mereka akan mengundinya.“ (HR. Muslim)
Orang-orang munafiq suka mengadu domba, sedangkan kita diperintahkan untuk bersatu.
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali Imron : 103)
3. Tidak mau berinfaq kecuali dengan terpaksa
Sebenarnya orang-orang munafiq benci kepada kaum Muslimin. Mereka tidak mau infaq kecuali terpaksa dan menguntungkan dirinya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafiq selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari No. 657).
Mereka tidak mau melaksanakan shalat Subuh dan Isya karena tidak terlihat oleh orang lain, sehingga itu tidak menguntungkan bagi dirinya.
"Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (QS. At Taubah : 54)
4. Suka mengolok-olok orang yang beriman
Orang-orang munafiq suka mengolok-olok orang beriman dan syiar Islam.
Allah Ta'ala berfirman:
"(Orang-orang munafiq itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafiq itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka adzab yang pedih." (QS. At Taubah : 79)
Bahkan mereka sering mengolok-olok kaum Muslimin yang melaksanakan shalat di masjid sebagai orang yang fanatik. Namun sebaliknya, mereka memuji orang yang merendahkan Islam.
5. Menyukai musibah yang menimpa orang beriman
Ketika ada kaum Muslimin yang terkena musibah, maka orang-orang munafiq akan bergembira.
"Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." (QS. Ali Imron : 120)
Orang-orang munafiq juga memiliki sifat hasad, yaitu senang ketika melihat orang lain susah dan mereka tidak suka ketika melihat orang lain senang.
6. Mudah bersumpah
Orang-orang munafiq mudah bersumpah padahal mereka berdusta.
"Apabila orang-orang munafiq datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar RasulNya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafiq itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al Munafiquun : 1-2)
Kita harus berhati-hati dalam bersumpah, terutama membawa nama Allah. Seorang Muslim ketika ia berkomitmen, maka ia mengucapkan "Insyaa Allah", yang berarti ia berupaya untuk menepati komitmennya. Namun sekarang justru terjadi pergeseran makna, sehingga kata Insyaa Allah seolah sebuah kata yang rendah. Ini adalah kekeliruan.
7. Malas beribadah
Allah Ta'ala berfirman:
“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan” (QS. At-Taubah : 54)
Posisi terbaik seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang mengerjakan shalat. Seorang hamba harus mencintai shalat, karena dia bisa menyampaikan segala hajatnya kepada Allah melalui shalatnya.
Allah mencela orang-orang buruk shalatnya.
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya" (QS. Al Ma'uun : 4-5)
8. Selalu mengedepankan penampilan yang menipu.
Kalau kita lihat, banyak hal yang kita anggap baik ternyata buruk.
"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?" (QS. Al Munafiquun : 4)
9. Menyuruh yang mungkar dan melarang yang ma'ruf
Ketika kaum Muslimin menyuruh sesuatu yang ma'ruf dan melarang perkara yang mungkar, orang-orang munafiq justru sebaliknya.
Allah Ta'ala berfirman:
"Orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafiq itu adalah orang-orang yang fasiq." (QS. At Taubah : 67)
No comments:
Post a Comment