Monday, 2 June 2025

Kajian Senin: Kitab Talbis Iblis - Bab 3: Waspada Terhadap Fitnah dan Tipu Daya Iblis // Ustadz Syafiq Al Khatieb hafizhahullah

Kajian Senin
Kitab Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi rahimahullah
Bab 3: Waspada Terhadap Fitnah dan Tipu Daya Iblis
Oleh: Ustadz Syafiq Al Khatieb hafizhahullah
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Senin, 7 Dzulhijjah 1446 / 2 Juni 2025

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah membuka kitab ini dengan mukaddimah yang terbagi menjadi 4 Bab.

Di bab pertama dari mukaddimah, sudah dibahas tentang kewajiban untuk berpegang teguh kepada Sunnah Nabi ﷺ, pada Bab kedua dijelaskan tentang peringatan tentang bahayanya bid'ah, celaan terhadap bid'ah dan para pelakunya.

Di Bab ketiga ini, beliau menjelaskan tentang Waspada terhadap fitnah dan tipu daya iblis.

Ketahuilah, bahwasanya pada saat manusia diciptakan, mereka dibekali dengan syahwat dan keinginan agar dapat mendatangkan sesuatu yang bermanfaat bagi pribadinya. Mereka juga dikaruniai rasa marah supaya dapat menolak sesuatu yang menyakitinya. Lebih dari itu, mereka bahkan dianugerahi akal sebagai pembimbing yang menyuruhnya bersikap adil dan seimbang dalam mendatangkan ataupun menjauhi sesuatu.

Sementara setan diciptakan oleh Allah untuk menggoda manusia supaya bersikap berlebihan dalam mendatangkan atau menjauhi sesuatu. Oleh karena itu, hendaknya orang yang berakal selalu waspada serta bersikap hati-hati atas musuh yang sudah menabuh genderang perang sejak zaman Nabi Adam 'alayhissalam.

Sungguh setan telah mendedikasikan umur dan seluruh hidupnya untuk menghancurkan anak keturunan Adam.

Allah Ta'ala memerintahkan kita agar selalu berhati-hati terhadap tipu dayanya.

"Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah : 168-169)

"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir)" (QS. Al Baqarah : 268)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Dan setab bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." (QS. An Nisaa : 60)

Setan tidak pernah berhenti untuk menyesatkan manusia sejauh-jauhnya.

"Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)." (QS. Al Maidah : 91)

Ini ayat terakhir dari rangkaian pengharaman khamr.

Khamr tidak diharamkan seketika, tetapi secara bertahap. Orang-orang Arab sangat mencintai khamr, bagaikan minuman sehari-hari. Khamr pertama kali diharamkan di Madinah.

Di antara rangkaian ayat yang turun terkait pengharaman khamr.

"Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". (QS. Al Baqarah : 219)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan." (QS. An Nisaa : 43)

Sahabat sudah mulai merasa bahwa khamr mulai diharamkan.

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al Maidah : 90)

Inilah jebakan setan agar manusia jauh dari shalat, jauh dari mengingat Allah.

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya)." (QS. Qashash : 15)

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Fathir : 6)

Setan itu musuh bagi manusia. Jangan sampai kita menjadi orang yang membantu meringankan tugasnya syaitan.

Terutama para wanita, jangan memudahkan dan membantu tugas setan dengan memamerkan aurat dan bersolek di hadapan laki-laki.

Tujuan setan adalah mengajak manusia agar sama-sama masuk ke dalam neraka. Naudzubillah.

Di tempat lain, Allah Ta'ala juga berfirman:

"Dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah." (QS. Luqman : 33)

"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu" (QS. Yasiin : 60)

Ayat-ayat yang isi atau kandungannya semisal dengan ayat-ayat tersebut banyak dijumpai di dalam Alquran.

• Mewaspadai Fitnah dan Tipu Daya Iblis

Perlu diketahui bahwa iblis yang selalu sibuk mengacaukan pikiran anak Adam ternyata adalah korban pertama dari kekacauan pribadinya. Pasalnya, ia tidak patuh atas ungkapan verbal yang memerintahkannya bersujud kepada Adam, dan justru Iblis lebih memilih membandingkan asal usulnya dengan asal usul manusia pertama ini.

"Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Shad : 76)

Tak cukup sampai di situ, iblis juga mengemukakan bantahannya terhadap Allah, Raja yang Maha Bijaksana.

"Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku?" (QS. Al Isra' : 62)

Maksudnya, jelaskanlah kepadaku mengapa Engkau lebih memuliakan Adam atas diriku?

Sanggahan iblis ini membuatnya terperdaya, sebab ia menilai bahwa apa yang Allah lakukan sama sekali tidak bermanfaat.

Parahnya, dia melanjutkan sikap tersebut dengan kesombongan.

"Aku lebih baik daripada dia" (QS. Shad : 76)

Iblis menolak untuk bersujud kepada Nabi Adam semata-mata demi mengagungkan dirinya sendiri. Namun yang terjadi justru sebaliknya, dia malah menghinakan dirinya dengan mendapatkan laknat dan siksa dari Allah.

Oleh karena itu saat iblis menawarkan sesuatu kepada seseorang, maka hendaknya dia benar-benar waspada terhadapnya. Ketika iblis menggodanya agar melakukan perbuatan dosa, katakanlah: "Kamu menyuruhku melakukan itu agar aku bisa mewujudkan keinginanku. Tetapi, bagaimana mungkin orang yang tak mampu menasihati diri sendiri bisa memberi nasihat yang baik kepada orang lain? Bagaimana mungkin aku akan mempercayai nasihat musuhku sendiri? Enyahlah kamu dari harapanku, karena rayuanmu itu sama sekali tidak akan menggoyahkan jiwaku."

Tatkala seorang hamba melakukan tindakan tersebut, maka tidak ada yang dapat dilakukan iblis selain meminta pertolongan nafsu. Karena nafsu selalu mendorong untuk meraih apa yang diinginkannya.

Maka dari itu, hendaklah seseorang mengarahkan akalnya supaya mau merenungkan akibat buruk dari perbuatan dosa. Dengan cara seperti ini, mudah-mudahan pertahanan berupa taufiq dari Allah berkenan mengirimkan bala tentaranya sehingga mengalahkan bala tentara hawa nafsu dan syahwat.

Dari Iyadh bin Himar radhiyallahu 'anhu, ia mengatakan bahwasanya Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
"Hai sekalian manusia. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku untuk mengajarkan apa saja yang kalian tidak tahu dari apa-apa yang telah Dia ajarkan kepadaku pada hari ini; 'Sungguh semua harta yang Aku berikan kepada hambaKu adalah halal. Dan sesungguhnya Aku telah ciptakan hamba-hambaKu semuanya dalam keadaan hanif (beragama tauhid), kemudian setan datang kepada mereka lalu mengeluarkan mereka dari agama mereka, mengharamkan apa saja yang Aku halalkan bagi mereka, dan memerintahkan mereka untuk melakukan menyekutukanKu padahal Aku tidak pernah menurunkan keterangan tentangnya.' Sesungguhnya Allah melihat kepada penduduk bumi, maka Dia pun murka kepada mereka, kepada bangsa arab maupun bangsa ajamnya (selain arab), kecuali sebagian dari Ahlul Kitab." (HR. Muslim)

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut), kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka, yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, ‘Aku telah melakukan begini dan begitu.’ Iblis berkata, ‘Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatu pun.’ Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, ‘Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya.’ Maka, Iblis pun mendekatinya dan berkata, ‘Sungguh hebat (setan) seperti engkau.'" (HR. Muslim No. 2813)

Ketika ada pertikaian di dalam rumah tangga, maka berhati-hatilah, jaga keutuhan rumah tangga, jangan mendengar bisikan-bisikan setan.

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya setan telah putus asa membuat orang-orang yang shalat menyembahnya di Jazirah Arab. Namun setan masih bisa melakukan permusuhan (tahrisy) di antara mereka” (HR. Muslim No. 2812)

Jazirah Arab dibersihkan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu bahwasanya tidak boleh ada lagi kesyirikan di sana. Tidak ada tempat ibadah agama lain, dan tidak ada juga praktik perdukunan. Bahkan ketika ada pesawat melewati tanah Arab Saudi, tidak boleh ada yang menunaikan khamr di dalamnya.

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda
“Suatu kaum berkumpul untuk melakukan dzikrullah. Lalu, setan datang untuk membubarkan mereka. Tetapi, mereka tidak akan bisa membubarkannya. Tak lama kemudian, setan mendatangi perkumpulan lain yang membincang perkara dunia. Setan pun berupaya mencerai-beraikan mereka. Hingga, Mereka berhasil dicerai-beraikan hingga saling bunuh. Padahal, sebenarnya, setan tidak menginginkan mereka.”

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Jika datang pagi hari, Iblis menyebar para tentaranya ke muka bumi lalu berkata, “Siapa di antara kalian yang menyesatkan seorang Muslim akan aku kenakan mahkota di kepalanya.” Salah satu tentaranya menghadap dan berkata, “Aku terus menggoda si fulan hingga mau menceraikan istrinya." Iblis berkata: “Ah, bisa jadi dia akan menikah lagi.” Tentara yang lain menghadap dan berkata: “Aku terus menggoda si fulan hingga ia mau berzina.” Iblis berkata: “Ya, kamu yang mendapat mahkota.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)

Dikisahkan ada sebuah pohon yang disembah oleh manusia, lalu ada seorang ahli ibadah yang ingin menebang pohon itu karena ulah manusia yang menyembah pohon tersebut, ia mengambil kapak untuk memotongnya. kemudian iblis datang dan berkata kepadanya “Apa yang ingin engkau lakukan?”, “Aku ingin menebang pohon kayu yang disembah itu”, jawab lelaki itu.
Iblis berkata kepadanya, “engkau tidak akan mampu, karena aku akan mencegahmu melalukukan itu.” Laki-laki ahli ibadah itu memukul dan menjatuhkan iblis ke tanah. Kemudian dia berjalan menuju pohon itu untuk menebangnya. Iblis kembali menghadangnya. Akan tetapi ahli ibadah itu melakukan hal yang sama yaitu memukul dan menjatuhkan iblis ketanah, sampai pada 3 kali penghadangan iblis berkata kepadanya, ”ada yang lebih baik darimu dari pada ini, engkau akan mendapatkan 2 dinar setiap paginya dibawah bantalmu.”
Lelaki itu berkata “dari mana aku mendapatkannya?” iblis menjawab, “aku yang akan memberikannya kepadamu”. Ahli ibadah itu kembali dan ia mendapati uang di bawah bantalnya

Keesokan harinya, ia tidak mendapatkan apa-apa. lalu ia pergi untuk menebang pohon itu dalam keadaan marah. Kemudian iblis datang lagi tapi kali ini dalam bentuk manusia, ia berkata “apakah yang engkau inginkan?” lelaki itu menjawab “aku ingin menebang pohon yang disembah itu”, lalu iblis berkata “engkau berbohong, engkau tidak akan bisa melakukannya”.

Lelaki itu bertekad pergi untuk menebang pohon itu, tapi iblis menghadangnya, menjatuhkan lelaki itu ke tanah dan mencekik nya, ia hampir membunuh lelaki itu. Lalu iblis berkata “apakah engkau tahu siapa aku? Pertama kali engkau datang ingin menebang pohon ini engkau marah karena Allah, karena itu aku tidak mempu mengalahkanmu. Aku menipumu dengan uang lalu engkau membiarkan pohon itu, tapi kali ini engkau datang karena marah tidak mendapatkan uang di pagi ini, maka kali ini aku bisa mengalahkanmu.”

Penting untuk kita ikhlas kepada Allah.

Maka ketahuilah, fitnah serta tipu daya iblis terhadap hamba Allah sangatlah banyak. Dan sebagian fitnah serta tipu daya iblis tersebut akan diuraikan dalam kitab ini sesuai dengan bahasannya masing-masing. Insyaa Allah.

Fitnah setan begitu banyak dan erat keterkaitannya dengan hati, sehingga sangatlah sulit bagi manusia untuk selamat dari fitnah-fitnahnya. Sebab siapapun yang diajak kepada sesuatu yang sesuai dengan tabiatnya, tentulah dia akan mudah sekali mengikutinya. Ini seperti perahu yang berlayar di jalur menurun, berapa cepatnya perahu itu akan melaju turun. Itulah tipu daya dan jebakan Iblis.

Setan adalah musuh nyata bagi manusia. Setan tidak akan pernah berhenti memusuhi manusia hingga hari Kiamat. Setan tidak akan pernah putus asa, tidak akan pernah menyerah untuk menyesatkan manusia dari setiap kesempatan yang dia dapatkan. Bahkan ketika shalat pun, setan akan berusaha menyesatkan kita. Hingga di detik akhir kehidupan kita, setan akan mengerahkan semua kekuatannya untuk membuat kita kufur kepada Allah. Mengerikan. Wal iyyadzubillah.

Dengan begitu masifnya godaan setan, namun hakikatnya tipu daya setan adalah lemah.

"Karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah." (QS. An Nisaa : 76)

Setan tidak punya kuasa terhadap manusia. Setan hanya menggoda.

"Iblis berkata: "Wahai Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". (QS. Al Hijr : 39-40)

"Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka." (QS. Al Isra' : 64)

Pada hari Kiamat, iblis akan berkhutbah di neraka sekaligus berlepas diri.
"Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu mendapat siksaan yang pedih." (QS. Ibrahim : 22)

Jangan terlalu banyak lalai dari mengingat Allah, maka tipu daya iblis tidak akan berpengaruh kepada kita.

"Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Fushilat : 36)

• Setan Ada Bersama Setiap Manusia

Dinukilkan dari Aisyah, istri Nabi Muhammad ﷺ, bahwa pada suatu malam, Rasulullah ﷺ keluar dari kediamannya pada suatu malam. Aisyah berkata: "Aku merasa cemburu pada beliau lalu beliau datang dan aku melihat yang beliau lakukan." Beliau bertanya: “Kau kenapa, Wahai Aisyah?” Aku menjawab: "Orang sepertiku mengapa tidak menyemburui orang seperti engkau?" Rasulullah ﷺ bersabda: “Apa setanmu mendatangimu?” Aisyah bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah ada setan menyertaiku?" Beliau menjawab: “Ya.” Aisyah bertanya: "Juga menyertai semua manusia?" Beliau menjawab: “Ya.” Ia bertanya: "Menyertai engkau juga?" Beliau menjawab: “Ya, hanya saja Rabbku menolongku mengalahkannya hingga ia masuk Islam.” (HR. Muslim)

Al Khatabi rahimahullah berkata,
"Semua perawi menyebutkan hadits ini dengan lafadz 'hingga ia masuk Islam', yakin dengan fi'il madhi (kata kerja lampu), kecuali Sufyan bin Uyainah, dengan lafadz 'hingga aku selamat', yakni selamat dari kejahatan dirinya. Sufyan beralasan bahwasanya setan tidak mungkin masuk Islam.'"

Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan,
"Pernyataan Ibnu Uyainah ini cukup bagus. Dia memperlihatkan kesungguhan diri dalam upaya atau upaya menentang setan. Namun, hadits Ibnu Mas'ud membantah pendapat Ibnu Uyainah tersebut. Ibnu Mas'ud meriwayatkannya secara marfu'
"Tidak ada seorang pun di antara kalian melainkan telah diserahi satu qarin (penyerta) dari bangsa jin dan satu lagi qarin dari bangsa malaikat". Para malaikat lantas bertanya, "Begitu pula engkau, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Begitu pula aku, hanya saja Allah telah menolong aku untuk dapat menguasai ya, sehingga dia tidak menyuruh aku kecuali kepada kebenaran." Dalam riwayat lainnya disebutkan, "Sehingga dia tidak menyuruh aku kecuali kepada kebaikan."

Ibnul Jauzi rahimahullah menerangkan,
"Hadits ini hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim, tanpa al-Bukhari. Lahiriah hadits ini menunjukkan bahwa setan mungkin masuk Islam. Meski ada kemungkinan pendapat lain."

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Ra'd : 11)

• Setan Mengalir dalam Tubuh Anak Adam seperti Aliran Darah

Dari Shafiyah binti Huyay, istri Nabi Muhammad ﷺ, dia berkata,
"Suatu ketika Rasulullah sedang beri'tikaf. Lalu aku datang untuk mengunjungi beliau dan berbicara dengan beliau. Setelah itu aku berdiri dan berbalik keluar. Beliau pun ikut berdiri dan mengantarku keluar—tempat tinggal Shafiyyah adalah rumah Usamah ibnu Zaid. Saat itu lewatlah dua orang laki-laki dari kaum Anshar. Ketika mereka melihat Nabi ﷺ, mereka mempercepat langkah. Lalu Nabi ﷺ bersabda, 'Pelan-pelanlah, sesungguhnya ia adalah Shafiyyah bintu Huyaiy (istri beliau)'. Mereka pun menjawab, 'Subhanallah, wahai Rasulullah, (kami tidak mungkin berprasangka buruk)' Beliau kemudian bersabda, "Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia melalui aliran darah, dan aku khawatir ia membisikkan keburukan (atau sesuatu) ke dalam hati kalian'." Dalam riwayat lain disebutkan: "Sesungguhnya setan dapat melakukan sesuatu terhadap manusia seperti yang dilakukan oleh darah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Al Khatabi menjelaskan,
"Dalam hadits ini terdapat anjuran agar seseorang berhati-hati dari setiap perkara negatif yang dapat memicu terlintasnya prasangka buruk dalam hati. Dan hendaknya seseorang berusaha mencari keselamatan dari prasangka buruk orang lain tadi dengan menampakkan pembahasan diri dari persangkaan buruk yang dialamatkan kepadanya."

Dalam Islam, segala sesuatu yang bisa memicu gesekan, terjadinya su'udzon dan bisa menimbulkan keburukan antara manusia pasti dilarang.

Berkenaan hal ini, diriwayatkan satu Atsar dari Asy-Syafi'i rahimahullah, dia berkata:
"Nabi ﷺ khawatir ada prasangka buruk yang menghinggapi dua Sahabat Anshar tersebut, hingga menyebabkan keduanya kufur. Nabi ﷺ mengatakan perkataan tersebut karena kasihan kepada mereka berdua, bukan karena kasihan terhadap diri beliau sendiri."

• Penjelasan Perintah Berlindung kepada Allah dari Gangguan Setan yang Terkutuk

Allah memerintahkan untuk berlindung dari gangguan setan yang terkutuk ketika hendak membaca Alquran. Allah Ta'ala berfirman:
"Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk." (QS. An Nahl : 98)

Juga ketika mengobati yang terkena sihir:
"Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki” (QS. Al Falaq : 1-5)

Bila Allah memerintahkan kita untuk berlindung kepadaNya dari kejahatan gangguan setan dalam dua perkara ini, lalu bagaimana dalam perkara lainnya?

Dari Abut Tayyah, dia menuturkan,
Aku pernah bertanya kepada Abdurrahman bin Khanbasy At Tamimi, "Pernahkah engkau bertemu Nabi ﷺ?" Kemudian dia berkata: "Ya". Aku bertanya: "Apa yang dilakukan Rasulullah ﷺ ketika datang setan kepadanya?" Dia berkata: "Setan datang secara bergemuruh kepada Rasulullah ﷺ pada malam itu dari lembah-lembah dan bukit-bukit dan di antara mereka ada yang membawa obor di tangannya, hendak membakar wajah Rasulullah ﷺ, lalu Jibril Alaihissalam turun dan berkata: wahai Muhammad katakanlah! Beliau bertanya, "Apa yang aku ucapkan?" Maka Jibril menerangkan, ucapkanlah:

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَذَرَأَ وَبَرَأَ وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنْ السَّمَاءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَنُ

"Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan yang Dia ciptakan, yang Dia buat dan yang Dia adakan dan dari kejelekan apa saja yang turun dari langit dan dari kejelekan apa saja yang naik padaNya, dan dari kejelekan fitnah malam dan siang, dan dari kejelekan yang datang pada malam hari kecuali yang datang dengan kebaikan wahai Rabb, Yang Maha Penyayang."

Abdurrahman mengatakan, "Maka api mereka padam, dan Allah pun membinasakan mereka." (Musnad Ahmad 14913)

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya setan akan mendatangi salah seorang di antara kalian, lantas ia bertanya, ‘Siapakah yang menciptakanmu?’ Ia akan menjawab, ‘'Allah Azza wa Jalla.’ Setan bertanya lagi, ‘Siapa yang menciptakan Allah?’ Jika salah seorang di antara kalian mendapatkan pertanyaan seperti itu, hendaklah ia menjawab, ‘Aku beriman kepada Allah dan RasulNya.‘ Jawaban itu akan mengusir setan tersebut."

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
"Rasulullah ﷺ memohon perlindungan kepada Allah untuk al-Hasan dan al-Husain dengan mengucapkan:

أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

"Aku memohon perlindungan untuk kalian berdua, dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari semua godaan setan dan binatang pengganggu, dan dari pandangan mata yang jahat (hasad)" (HR. Abu Dawud No.4737, Tirmidzi No. 2060, Ibnu Majah No.3525)

Setelah itu beliau ﷺ bersabda,
"Dengan kalimat itulah dulu Bapakku, Nabi Ibrahim 'alayhissalam memohonkan perlindungan untuk Ismail dan Ishaq." (HR. Bukhari dan Muslim dalam Ash-Shahihain)

Mutharrif berkata,
"Setelah aku perhatikan, ternyata anak Adam berada di antara Allah dan Iblis. Maka siapa saja yang Allah kehendaki untuk menjagaNya, tentu Allah akan menjaganya. Namun jikalau Allah meninggalkannya, maka kita Iblis akan membawanya."

Diceritakan dari seorang ulama salaf, bahwa suatu saat dia bertanya kepada muridnya: "Apakah yang akan kamu lakukan apabila setan menggoda kamu untuk melakukan kemaksiatan?" Dia menjawab: "Akan aku lawan dia dengan sungguh-sungguh".

Si ulama bertanya lagi, "Bagaimanakah jika setan datang kembali?" Murid itu lantas menegaskan: "Aku akan melawan dengan sungguh-sungguh". Lagi-lagi si ulama bertanya, "Bagaimana jika setan datang kembali?" Murid itu mengulangi jawabannya: "Aku akan melawan ia dengan sungguh-sungguh". 

Ulama tadi menyatakan, "Ini akan menjadi panjang. Bagaimana pendapatmu jika kamu melewati sekawanan kambing, dan tiba-tiba anjing penjaganya menyalak atau menghalangimu lewat. Apakah yang akan kamu lakukan?" Murid itu menjawab, "Aku akan mendorongnya sekuat tenaga". 

Si ulama berkata, "Ini juga akan menjadi panjang. Sebenarnya cukup bagimu untuk meminta tolong kepada pemilik kambing tersebut, supaya dia mencegah anjingnya dari menyerangmu."  

Ketahuilah, perumpamaan Iblis dengan orang yang bertaqwa dan orang yang lemah imannya seperti seorang laki-laki yang di hadapannya ada makanan. Kemudian ada seekor anjing lewat. Laki-laki itupun lantas berseru kepada anjing tadi, "Pergilah!". Maka anjing tadi langsung pergi. Kemudian anjing tersebut melewati laki-laki lain yang di hadapannya ada makanan dan ada juga daging. Setiap kali orang itu mengusirnya, hewan ini tidak juga pergi.

Orang pertama adalah perumpamaan orang bertaqwa yang diganggu setan, maka cukup baginya berdzikir kepada Allah. Adapun orang kedua adalah perumpamaan orang yang lemah imannya, yang tidak mau meninggalkan diri sendiri.

Kita berlindung kepada Allah dari setan.

No comments:

Post a Comment