Saturday, 12 July 2025

Kajian Sabtu: Kedzaliman yang Termasuk Dosa Besar // Ustadz Luthfi Abdul Jabbar hafizhahullah

Kajian Sabtu
Kitab Ad-Daa' Wa Ad-Dawa karya Ibnul Qoyyim rahimahullah
Kedzaliman yang Termasuk Dosa Besar
Oleh: Ustadz Luthfi Abdul Jabbar hafizhahullah
Masjid Nurullah, Kalibata City, Jakarta Selatan
Sabtu, 17 Muharram 1447 / 12 Juli 2025

Rasulullah ﷺ bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. (HR. Bukhari No. 6412)

Nikmat sehat adalah nikmat yang Mahal. Banyak orang yang rela membayar demi bisa sehat. Begitupun dengan nikmat waktu luang, karena sebagian orang diberikan umur tetap semakin bertambah umur justru semakin dalam ke jurang neraka.

وَالْعَصْرِ﴿١﴾إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ﴿٢﴾إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al 'Ashr : 1-3)

Banyak orang merasa menyesal dengan perzinahan dan merasa buruk dengan pencurian, tapi banyak orang juga yang tidak takut dengan bahaya kesyirikan.

Yang pertama kali harus kita lakukan adalah bertaubat dari dosa kesyirikan, kebid'ahan, dan dosa kemaksiatan.

Kaitannya dengan pembahasan Syirik di dalam Kitab ini adalah tentang orang yang mau bertaubat dari dosa dan ingin berubah menjadi baik.

Kedzaliman di antara dosa yang terbesar di sisi Allah.

Dzalim, secara bahasa adalah kegelapan atau ketidakadilan.
Meletakkan sesuatu dengan tidak adil, maka itu disebut dengan kedzaliman.

Ketika kedzaliman menafikan keadilan, yang dengannya Allah tegakkan langit dan bumi, maka itu bertentangan dengan prinsip langit dan bumi, itu sebabnya Allah utus seorang Rasul di diturunkan Kitab agar manusia berdiri di atas keadilan.

Kedzaliman itu bertingkat-tingkat. Semakin tinggi kedzaliman, maka semakin besar pula dosanya. Berbeda derajatnya, maka hukumannya pun berbeda.

Ketika seseorang membunuh anak kecil yang belum punya dosa, maka dosanya berbeda dengan membunuh orang yang pernah menyakiti kita. Ini bukan menghalalkan membunuh, tetapi untuk kita ambil pelajaran agar jangan berbuat dzalim.

Begitu juga orang yang membunuh orang tua, maka ini adalah seburuk-buruk manusia. Maka derajat atau jenjang pembunuhan itu tergantung hak orang yang dibunuh. Semakin hilang faktor yang membolehkan membunuh, maka semakin besar dosanya.

Derajat dosa sesuai dengan kejelekan perbuatan. Adzab yang paling buruk di hari Kiamat adalah adzab orang-orang yang membunuh Nabi.

Tapi ketika semua orang dzalim itu bertaubat kepada Allah, maka Allah akan mengampuni dan menghapuskan dosa-dosanya. Jangan pernah putus asa dari ampunan Allah, jangan pernah putus asa dari rahmat Allah.

Ketika kita berdosa, lalu kita putus asa dari bertaubat, bukan dosanya yang besar, tapi sikap putus asanya yang menyebabkan ia mendapatkan dosa besar.

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al Baqarah : 222)

Tidak akan ada istighfar kecuali ada orang-orang yang berbuat dosa. Jangan pernah putus asa dari ampunan Allah.

Dosa Besar setelah membunuh para Nabi adalah dosa membunuh para ulama, mereka yang mengajak pada kebaikan.

وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَآؤُهُۥ جَهَنَّمُ خَٰلِدًا فِيهَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُۥ وَأَعَدَّ لَهُۥ عَذَابًا عَظِيمًا

"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya." (QS. An Nisaa : 93)

Satu orang dibunuh, dia sudah dapat dosa yang sangat besar dan beberapa hukuman seperti:
1. Kekal di neraka
2. Murka Allah
3. Dikutuk oleh Allah
4. Adzab yang besar

Apa yang paling buruk antara hak Allah dengan hak manusia?
Hak Allah bisa ditutup dengan taubat. Sedangkan hak manusia, walau kita bisa bertaubat, tetapi kita belum tentu mendapatkan ampunan dari manusia. Maka jangan pernah meremehkan hak-hak manusia.

Ketika kita mengambil harta yang haram, maka Allah tidak akan menerimanya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً

“Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik saja." (HR. Muslim)

Taubat bisa menghapus dosa syirik dan sihir. Kalau saja dosa paling besar bisa terhapus, maka seharusnya dosa yang berada di bawahnya juga bisa terhapus.

Allah mengajak orang-orang yang membunuh wali-wali Allah untuk bertaubat.

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar : 53)

Dosa membunuh berkaitan dengan 3 hak, yaitu:
1. Hak Allah
2. Hak yang dibunuh
3. Hak wali yang dibunuh

Kalau yang membunuh telah bertaubat kepada Allah, kemudian dia menyerahkan dirinya kepada keluarga pembunuh, maka dia terhapuskan kesalahannya, tapi masih menyisakan hak yang dibunuh, dan Allah akan mempertemukan mereka di hari Kiamat dan akan didamaikan keduanya jika yang membunuh benar-benar menyesal dengan apa yang telah dia lakukan di dunia.

Kalau ada orang yang mengambil harta jamaahnya, maka jamaah yang hartanya diambil tersebut akan menuntut di hari Kiamat.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ n قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda,
“Tahukah kamu siapakah orang bangkrut itu?” Para Sahabat radhiyallahu 'anhuma menjawab, “Orang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang.” Beliau ﷺ bersabda, “Sesungguhnya orang bangkrut di kalangan umatku, (yaitu) orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amalan) shalat, puasa dan zakat. Tetapi dia juga mencaci maki si ini, menuduh si itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Maka orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya, dan orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum diselesaikan kewajibannya, kesalahan-kesalahan mereka diambil lalu ditimpakan padanya, kemudian dia dilemparkan di dalam neraka.” (HR. Muslim No. 2581)

Hati-hati dengan mengambil harta orang lain.

Kerusakan Membunuh dan Dosa Pelakunya

Ketika pembunuhan memiliki kerusakan yang sangat besar, Allah Ta'ala berfirman:

مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفْسًۢا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِى ٱلْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَآءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِٱلْبَيِّنَٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم بَعْدَ ذَٰلِكَ فِى ٱلْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

"Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi." (QS. Al Maidah : 32)

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata tentang membunuh satu orang seakan-akan membunuh seluruh manusia:
"Tidak mengharuskan menyerupakan sesuatu dengan sesuatu sama dengan seluruhnya, melainkan hanya dalam sebagian sisinya saja."

Seperti dalam surah An Naziyaat ini tidak sama antara sore hari dengan pagi hari.

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَىٰهَا

"Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari." (QS. An-Naziyaat : 45)

أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ رَجُلًا سَمِعَ رَجُلًا يَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ

Dari Abi Sa’id al-Khudri, bahwasanya ada orang mendengar seseorang membaca “Qul huwallahu Ahad”, dan diulang-ulang. Pada keesokan harinya, ia mendatangi Rasulullah ﷺ dan melaporkannya, seakan ia menganggap remeh. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: ”Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, ia sebanding dengan sepertiga Alquran”. (HR. Bukhari No. 5013)

Alquran berisi tentang tauhid dan membahas bahaya kesyirikan. Sama halnya dengan surah Al Ikhlas. Kalau kita baca sepertiga Alquran, isinya tentang Tauhid, tapi bukan berarti pahalanya sama seperti kita membaca Surah Al Ikhlas.

Maka, penyerupaan ini adalah dari segi maknanya, bukan amalannya.

Shalat Isya dan Subuh memiliki keagungan yang besar tapi ketika kita melaksanakan shalat malam, maka keagungannya lebih besar lagi.

Beberapa kesamaan sisi pelanggaran dalam memaknai kalimat "membunuh satu manusia seakan-akan membunuh semua manusia", yaitu:
1. Keduanya melanggar hak Allah, menyelisihi perintah Allah, dan Allah akan menghukumnya dengan kekal di neraka
2. Keduanya menyebabkan orang tadi berhak diqishosh.
3. Keduanya sama, membunuh satu atau seluruh manusia sama-sama melakukan dosa penumpahan darah yang haram.

No comments:

Post a Comment