Thursday, 18 May 2023

Dauroh Al Fawaid: Kitab Asy Syariah

Dauroh Al Fawaid Ilmiyyah ke-20
Kitab Asy Syariah karya Imam Al Jurri
Oleh: Ustadz Abu Yahya Badru Salam hafizhahullah
Kamis, 18 Mei 2023 // 27 Syawal 1444
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan

Imam Al Jurri adalah seorang ulama yang berada di masa murid-murid Imam Ahmad bin Hanbal.

Mendengar dan taat kepada pemimpin yang mengurus urusan kaum Muslimin dan sabar menghadapi mereka walaupun mereka berbuat zhalim dan tidak memberontak kepada mereka selama mereka masih mendirikan shalat.

Di antara keyakinan Khawarij adalah memberontak kepada Pemerintah Muslim yang zhalim, mengkafirkan pemimpin yang tidak berhukum dengan hukum selain hukum Allah adalah kafir. Ini bertentangan dengan aqidah ahlussunnah wal jamaah.

Al Hasan bin Shalih, kata imam Adz-Dzahabi, berpendapat bahwa dia membolehkan memberontak kepada pemimpin dan ini adalah kekeliruan.

Dari Ummu Salaman radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ
"Akan ada pemimpin yang kalian kenal mengenal dan mengingkari. Siapa yang mengenal dan dia berlepas diri dari keburukannya, maka ia telah selamat. Dan siapa yang membenci perbuatan zhalimnya, maka ia juga selamat. Akan tetapi yang binasa itu adalah yang ridho terhadap kezhaliman pemimpin dan mengikutinya.

Para Sahabat bertanya, "Apakah boleh Kami memerangi pemimpin seperti itu wahai Rasulullah?"

Kata Rasulullah ﷺ, "tidak boleh selama mereka masih shalat" (HR. Muslim)

Faidah:
1. Akan ada pemimpin yang zhalim, yang mereka juga membuat undang-undang yang tidak sesuai syariat sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang lain.
2. Wajib bagi kita membenci perbuatan zhalim pemimpin dan berlepas diri. Maka itu adalah jalan keselamatan.
3. Kebinasaan bagi orang yang ridho dengan kezhaliman pemimpin dan mengikutinya.

Mengikuti Rasulullah ﷺ adalah keselamatan, maka jangan pernah kita mengikuti hawa nafsu.

Tidak ada kebaikan dalam memberontak. Setiap pemberontakan tidak pernah membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

Ketahuilah, pertolongan Allah itu datang setelah kesabaran.

Dari Ubaadah bin Walid, dari ayahnya, dari kakaknya yaitu Ubaadah bin Shaamit, ia berkata:
"Kami telah membaiat Rasulullah ﷺ untuk mendengar dan taat, baik dalam keadaan mudah ataupun susah. Dalam keadaan semangat atau tidak. Dan Kami tidak diperbolehkan untuk memberontak kepada pemimpin yang sah. Dan agar kami berkata dan mengucapkan kebenaran di mana saja kami berada. Dan Kami tidak boleh takut dengan celaaan orang-orang yang mencela di jalan Allah."

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Taati pemimpin itu. Taati mereka dalam keadaan susah maupun mudah. Dalam keadaan semangat atau terpaksa. Dan dalam keadaan pemimpin lebih mementingkan dirinya daripada rakyatnya. Dan jangan kalian memberontak walau itu merupakan keuntungan untuk kalian"

Keutamaan duduk di masa fitnah di mana kita tidak tenggelam parahnya dan orang-orang yang berakal takut jika hati mereka condong kepada yang Allah benci, dan anjuran untuk senantiasa di rumah untuk beribadah kepada Allah di masa fitnah 

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Nanti akan datang fitnah. Orang yang duduk di zaman fitnah lebih baik daripada orang yang berjalan. Orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berlari. Siapa yang menengok kepada fitnah, maka fitnah akan menariknya. Dan siapa yang mendapatkan tempat berlindung dari fitnah hendaklah ia melindungi dirinya dengannya.

Hadits ini menunjukkan akan munculnya fitnah yang sangat berat.

Kita wajib melindungi diri dari fitnah.
Kalau kita bisa mendapatkan tempat berlindung dengan cara duduk di majelis ilmu yang diasuh oleh para asatidzah yang kuat keilmuannya, maka cukupkan dengan itu.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya di depan kalian nanti akan ada fitnah bagaikan bagian malam yang gelap. Di waktu pagi seseorang masih mukmin, di waktu sore sudah kafir. Di waktu sore masih mukmin dan di waktu pagi sudah kafir. Orang yang duduk di zaman tersebut lebih baik daripada berdiri, yang berdiri lebih baik daripada berjalan, yang berjalan lebih baik daripada berlari. Mereka berkata, "apa yang kau perintahkan kepada kami?", maka Rasulullah ﷺ bersabda, "Jadilah kalian penduduk rumah kalian".

Fitnah Syahwat berhubungan dengan 3 hal:
1. Harta
2. Tahta
3. Wanita

Orang yang merasa aman dari fitnah hanya orang yang bodoh. Sedangkan para ulama takut terkena fitnah.

Jangan menganggap remeh fitnah. Ketika kita sudah menganggap remeh, maka kita akan terkena fitnah.

Sesi II
Anjuran untuk Berpegang Kepada Alquran dan Sunnah Nabi ﷺ dan Sunnah para Sahabat radhiyallahu 'anhuma, dan meninggalkan kebid'ahan, meninggalkan berjidal dalam perkara yang menyelisihi Alquran dan Sunnah dan tentang pendapat para sahabat.

1. Disyariatkan memuji Allah sebelum ceramah atau berbicara karena itu kebiasaan Rasulullah ﷺ

2. Di antara kebiasaan Rasulullah ﷺ ketika berkhutbah adalah mengucapkan kata-kata "Innalhamdalillahi ..."

3. Hidayah dan kesesatan itu di tangan Allah

4. Sebaik-baik ucapan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi ﷺ. Maka kewajiban kita adalah menjadikan keduanya sebagai pedoman, sebagai rujukan. Bukan pendapat-pendapat manusia.

Tanda orang yang cinta kepada Allah adalah dia mencintai Alquran.

5. Perkara yang paling buruk adalah bid'ah.
Maka dari itulah para ulama mengatakan bahwa bid'ah lebih buruk daripada maksiat, berdasarkan hadits ini. Karena Nabi ﷺ mengatakan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan. Maka kalau ditanya mana yang lebih buruk antara bid'ah atau maksiat, jawabannya adalah bid'ah lebih buruk, karena bid'ah mengubah aturan syariat.

6. Setiap bid'ah adalah sesat. Tidak ada bid'ah yang baik, karena Nabi ﷺ dengan tegas mengatakan "Semua bid'ah adalah sesat".

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Aku wasiatkan kalian untuk bertaqwa kepada Allah. Mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun ia adalah hamba sahaya Ethiopia. Sesungguhnya orang yang hidup di antara kalian setelahku nanti akan melihat perpecahan yang banyak. Maka saat itu hendaklah kalian berpegang kepada Sunnah dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang tertunjuki. Gigitlah ia dengan gigi geraham. Jauhi oleh kalian perkara yang diada-adakan. Karena setiap perkara yang diada-adakan itu bid'ah dan setiap bid'ah itu sesat".

Faidah hadits:
1. Ketika kita memberikan nasihat, maka berusahalah untuk sungguh-sungguh sehingga bisa berpengaruh pada hati orang yang mendengar

2. Disyariatkan kita meminta nasihat kepada ulama atau ustadz dan meminta wasiat kepada mereka untuk kebaikan hidup kita dan diri kita

3. Orang yang hendak bersafar, disyariatkan pula meminta/datang kepada orang-orang alim untuk meminta wasiat kepada mereka

4. Wasiat yang terbaik adalah agar bertaqwa kepada Allah, karena taqwa adalah sebaik-baik bekal.

5. Wajib taat dan mendengar kepada pemimpin yang Muslim walaupun dia hamba sahaya

6. Umat Islam akan berpecah.

7. Solusi perpecahan adalah dua perkara yaitu: 1) berpegang kepada sunnah Nabi ﷺ dan sunnah Khulafaur Rasyidin, dan 2) jauhi oleh kalian perkara-perkara bid'ah

8. Sunnah Khulafaur Rasyidin adalah hujjah.

9. Setiap bid'ah adalah sesat.

Intisari Dauroh 
1. Kewajiban sabar, taat dalam perkara ma'ruf, dan mendoakan pemimpin
2. Berhati-hati dari fitnah

No comments:

Post a Comment