Saturday, 27 May 2023

Kajian Sabtu: Ketika Merasa Malas Beribadah

Kajian Sabtu
Ketika Merasa Malas Beribadah
Oleh: Ustadz Maududi Abdullah hafizhahullah
Masjid At Tiin, Asem Baris, Jakarta Selatan
Sabtu, 27 Mei 2023

Manusia sangat bergantung kepada Allah dan mustahil manusia bisa melakukan sesuatu tanpa nikmat dan rahmat dari Allah.

Perjalanan kita dari rumah ke masjid untuk menunggu adzan, shalat sunnah, shalat wajib, dan menuntut ilmu adalah ibadah dan ditulis sebagai sebuah ketaatan oleh Allah. Bahkan langkah kita menuju pulang juga dicatat sebagai ketaatan.

Allah bisa mencabut keinginan kita di hati untuk beribadah atau menuntut ilmu. Ketika Allah masih memberikan kita nikmat keinginan di dalam hati, maka bersyukurlah dengan menambah ketaatan.

Allah berjanji memberikan ganjaran amal shalih untuk hambaNya yaitu pahala. Namun pahala tersebut adalah ghaib, Allah tidak memperlihatkannya. Dunia adalah ladang ujian, jika Allah memberikan langsung dan menampakkan pahala tersebut, maka hilang ujian tersebut. Barangsiapa yang mengejar pahala dari Allah, maka Allah akan memberikan ganjarannya nanti sebagai bekal menuju surga.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka tahu apa yang mereka dapatkan dari shalat Subuh dan Isya, mereka pasti semangat melaksanakan shalat tersebut walaupun mereka harus merangkak ke masjid"

Ketaatan yang kita lakukan ada pahala yang akan kita terima, namun Allah menyimpannya dalam bentuk ghaib, dan hanya orang beriman yang meyakininya.

Allah ﷻ berfirman:
"Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal shalih ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka." (QS. Muhammad : 12)

Allah menjelaskan pola hidup orang beriman dengan orang yang tidak beriman. Hamba-hamba Allah yang beriman hidup dengan iman dan amal shalih.

Nabi ﷺ dan para Sahabat adalah orang-orang yang selalu berada di atas ketaatan kepada Allah.

Muhammad Said bin Sayyid
"Tidak pernah berkumandang adzan di Masjid ini, sejak 30 tahun lalu selain saya sudah berada di dalamnya"

Muhammad bin Dinar
"Semenjak 40 tahun lalu, saya tidak pernah ketinggalan takbiratul ihram imam shalat"

Abu Ishak As-Samiiy
"Aku sudah lemah, sehingga kaki tidak kuat berdiri untuk melaksanakan shalat yang panjang melainkan cukup sampai pada surah Ali Imran"

Amal shalih tidak akan dianggap sebagai amal shalih ketika itu tidak sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.

Jangan katakan "ini kan baik", atau "saya mengajarkan kebaikan", karena kebaikan harus sesuai dengan tuntunan Nabi ﷺ. Tidakkah kita takut jika amalan kita ditolak oleh Allah? Jika kita takut, maka lakukan amalan yang sesuai dengan tuntunan Nabi ﷺ.

Ketika masa Nabi ﷺ, para Sahabat berlebihan di dalam beribadah sehingga harus dibatasi oleh Nabi, sedangkan di masa sekarang kaum Muslimin justru harus didorong untuk beribadah. Subhanallah.

Mayoritas umat Islam yang kita lihat sekarang hanya status saja. Maka kita perlu memberikan pendidikan dan penjelasan supaya mereka mau beramal shalih.

Malas ibadah terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Malas tak tercela
Malasnya orang yang rajin, sehingga dia menurunkan kuantitas ibadahnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Setiap amalan ada semangatnya, setiap semangat ada malasnya. Barangsiapa yang malas tetapi tetap berada di atas sunnahku, maka dia adalah orang yang mendapatkan petunjuk." (HR. Ahmad)

Sebagian Sahabat ada yang berpendapat bahwa kemalasan ini adalah kemunafikan, tetapi Nabi ﷺ mengatakan "Tidak. Ini bukan kemunafikan".

2. Malas yang tercela
Malas hingga pada titik mengabaikan ibadah atau malas melaksanakan ibadah, termasuk malas yang sampai membuat lalai. Mayoritas penyebabnya adalah maksiat.

Penyebab malas Beribadah adalah:
1. Maksiat
Dengan bermaksiat, Allah akan membuat imannya menjadi turun.

2. Iman yang sedang turun
Ketika iman yang sedang turun, maka kita akan berat menjalankan ketaatan.

Jangan dipahami terbalik, "karena iman sedang turun, maka saya bermaksiat". Kalimat ini berarti menyalahkan Allah. Ini bathil.

Iman akan bertambah ketika melaksanakan ketaatan, dan iman akan turun ketika melakukan maksiat.

Siapapun yang sedang berada di atas rasa malas yang tercela, yang harus dilakukan adalah melihat ke diri sendiri, maksiat apa yang sudah dilakukan. Lalu dia bertaubat dan berdoa meminta taufiq kepada Allah, kemudian dia harus paksakan untuk melaksanakan ketaatan.

3. Lisan yang sedikit berdzikir
Sifat orang munafik adalah malas shalat dan malas berdzikir.

Allah ﷻ berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS. An Nisaa' : 142)

Usahakan lisan kita senantiasa dihiasi dengan dzikir harian. Untuk itu kita harus merutinkan dzikir pagi dan sore. Termasuk juga dzikir dalam beberapa kondisi seperti sedang bepergian bahkan hingga hendak tidur.

Seorang Sahabat datang kepada Nabi
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Allah telah banyak. Maka berikan aku sesuatu yang dengannya aku bisa melakukannya dengan mudah.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Usahakan lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah"

Allah akan berikan keutamaan bagi orang yang rajin berdzikir yaitu mudahnya seseorang untuk beribadah.

Fatimah ingin meminta budak kepada Nabi ﷺ, namun dia tidak bertemu dengan Nabi ﷺ. Lalu ia menitipkan salam kepada Aisyah. Setelah Nabi ﷺ mengetahuinya, lalu beliau ke rumah Fatimah dan didapatinya Fatimah bersama dengan suaminya, 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu.

Kemudian Rasulullah ﷺ bertanya kepada Fatimah:
"Maukah engkau aku ajarkan sesuatu yang lebih baik daripada seorang budak untuk menjadi pembantu?"

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Bertasbih kepada Allah 33x, bertahmid kepada Allah 33x, dan bertakbir kepada Allah 34x. Itu lebih baik daripada engkau meminta seorang budak untuk menjadi pembantumu" (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Sahabat yang buruk
Nabi ﷺ memerintahkan kita untuk memilih teman. Ketika kita berteman yang baik, maka kita akan menjadi baik. Begitupun sebaliknya, jika kita memiliki teman yang buruk, maka kita akan menjadi buruk.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan
"Berteman dengan orang shalih akan membuat dirimu mendapatkan 6 perkara dan meninggalkan 6 perkara.
1. Terhindar dari ragu dan mendapatkan sifat yakin
2. Terhindar dari riya', dan mendapatkan keikhlasan
3. Terhindar dari cinta dunia, dan menjadi cinta akhirat
4. Terhindar dari lalai dan menjadi rajin berdzikir
5. Terhindar dari sombong dan akan menjadi tawadhu' (rendah hati)
6. Terhindar dari niat buruk dan berpindah menjadi niat yang baik."

Maka jangan sembarangan memilih teman, yaitu dia yang selalu bersama kita, bukan seseorang yang hanya sekadar bertemu sebentar atau hanya sekadar bertegur sapa.

Kalau kita berteman dengan teman yang tidak berada di atas ketaatan kepada Allah, maka itu akan merusak diri kita dari ketaatan. Kalau kita dijauhi dari teman yang buruk, seharusnya kita bersyukur.

5. Waktu yang tidak bermanfaat
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Dua nikmat yang membuat manusia tertipu adalah waktu luang dan nikmat sehat"

Waktu luang seharusnya diisi dengan ketaatan kepada Allah, sehingga menyelamatkan kita dari rasa malas.


Nabi ﷺ bersabda:
"Jika seseorang dari kalian hendak tidur, maka setan akan membuat setiap buhul dengan memberikan mantra "hendaklah engkau nikmati malam ini" sebanyak 3x. Namun ketika seseorang terbangun dan dia berdzikir kepada Allah, maka buhulan terputus. Jika dia berwudhu, maka putus buhulan kedua. Jika dia shalat, maka buhul ketiga itu putus. Ketika buhul-buhul itu terputus, maka dia akan menjadi seseorang yang berada di atas semangat untuk melaksanakan ketaatan." (HR. Bukhari dan Muslim)

QS. Ali Imran 133

"Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al Hadid 21)

QS. Al Muthafiffin 26

Orang mukmin dianjurkan memiliki amalan khusus yang dengannya bisa mengalahkan amalan orang lain.

Abu Bakar adalah umatku yang paling penyayang.
Umar bin Khattab adalah umatku yang tegas sehingga setan takut kepadanya.
Utsman bin Affan adalah umatku yang membuat malaikat merasa malu

Kalau untuk dunia kita bersemangat untuk memiliki keahlian, maka kita harus lebih bersemangat dalam mengejar akhirat.

No comments:

Post a Comment