Kitab Al Aqidah Al Washithiyyah (Pertemuan Ketiga)
Oleh: Ustadz Riyadh Bajrey hafizhahullah
Selasa, 23 Mei 2023
Masjid Baitussalam, Cilandak Barat, Jakarta Selatan
Aqidah kelompok yang selamat yaitu Ahlussunnah Wal Jamaah, yaitu beriman kepada Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir, dan Qadha & Qadar.
Di dalam perkara Ijma', masih ada yang menyelisihi terutama di dalam perkara Fiqih.
a) Ijma' di dalam Fiqih pasti selalu ada perselisihan. Namun ada Ijma' yang tidak boleh diperselisihkan, yaitu dalam perkara Ushul.
Salah satu pondasi di dalam Ushul adalah Rukun Iman, dan ini adalah poin-poin inti dalam perkara aqidah.
Jika ada penyelisihan di dalam perkara Ushul, maka itu adalah penyimpangan.
Tidak semua Ijma' menjadi Ushul, namun ketika sudah berada dalam perkara Ushul, maka hal itu sudah pasti hasil dari Ijma'.
b) Ada perkara yang terdapat perselisihan sejak masa Salafusshalih, ini disebut juga sebagai Ijtihad.
Ijtihad pun harus menggunakan kaidah Fawaid wa Qawa'id sehingga tidak keluar dari pemahaman para Salafusshalih.
Syaikh Utsaimin berkata di dalam Syarh Aqidah Al Washithiyyah tentang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, mengapa beliau memilih lafadz Hari Akhir sebagai Hari Kebangkitan karena:
1. Hari kebangkitan adalah pintunya Hari Kiamat.
2. Kaum musyrikin umumnya mengingkari Hari Kiamat.
Iman, secara bahasa artinya adalah percaya.
Iman, secara syar'i berarti ucapan dengan lisan, meyakini dengan hati, dan mengamalkan dengan fisik.
Kekufuran juga bisa terjadi dengan lisan, bisa terjadi dengan keyakinin, dan bisa terjadi dengan amalan fisik.
Beriman dengan Rukun Iman adalah menngimani dengan benar yang sesuai dengan Alquran, Sunnah.
1) Beriman kepada Allah
Bahwasanya Allah memiliki sifat yang sempurna, yang tersucikan dari sesuatu yang tercela. Allah adalah satu-satunya Dzat yang paling berhak diibadahi. Maka kita harus membangun nilai-nilai tersebut.
2) Malaikat
Mengimani dan meyakini keberadaan malaikat. Bahwasanya sifat mereka adalah tidak mendahului Allah dan senantiasa melaksanakan apa yang Allah perintahkan. Alquran telah menyebutkan berbagai sifat para malaikat.
Kita tidak mengetahui jumlah malaikat, sedangkan hanya Allah yang mengetahui.
Syaikh Shalih Fauzan pernah ditanya,
"Apakah benar nama malaikat pencabut nyawa bernama Izrail?"
Syaikh menjawab
"Nanti engkau tanyakan langsung ketika ia datang kepadamu"
3) Kitab
Seluruh kitab yang berasal dari Allah adalah petunjuk dan wajib kita mengimani kitab-kitab yang telah Allah sebutkan seperti Zabur, Taurat, Injil, dan Alquran.
Zabur hanya berisikan cerita-cerita kaum terdahulu.
Allah telah memberikan kitab-kitab melalui RasulNya dan semua sudah diubah isinya oleh manusia sehingga menjadi tidak. Kecuali Alquran, kitab
4) Rasul
Meyakini kebenaran Rasul bahwasanya mereka jujur dalam menyampaikan Wahyu dari Allah. Mereka juga menyampaikan Risalah dari Allah. Kita harus mengimani mereka semua.
QS. An Nisaa'
Di antara Rasul tersebut disebut dengan Ulul Azmi. Mereka adalah:
Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad shallallahu 'alayhis wasallam.
Nabi adalah disampaikan wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikan syariat yang dibawa oleh Rasul sebelumnya.
Rasul adalah disampaikan wahyu kepadanya dalam bentuk syariat yang menyempurnakan syariat dari Rasul sebelumnya. Syariat ini diberikan dengan kitab.
Karena banyak manusia yang merusak ajaran syariat, maka datanglah Nabi untuk menjelaskan wahyu yang dibawa oleh Rasul saat itu.
Jahiliyyah adalah sebuah masa di mana bumi kosong dari Nabi dan Rasul sekitar 6 abad lamanya, dan ini adalah masa di antara setelah kerasulan Isa 'alayhissalam menuju kepada masa Nabi Muhammad ﷺ.
Hingga datang masa Nabi Muhammad ﷺ, tidak ada Nabi dan Rasul setelahnya, karena beliau adalah penutup. Namun setelah Nabi ﷺ wafat, maka lahirlah perkara-perkara baru di dalam agama dari kaum-kaum yang menyimpang.
Jumlah Nabi sekitar 124.000, dan jumlah Rasul berjumlah sekitar 300 belasan.
5) Hari Kiamat (Hari Kebangkitan)
Meyakini bahwa kelak mereka yang sudah meninggal dihidupkan kembali. Tujuannya adalah untuk menentukan perkara dan menegakkan keadilan bagi mereka atas apa yang telah mereka lakukan selama di dunia.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya:
"Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi tentang hari Kiamat."
Nabi ﷺ tidak menjawab melainkan bertanya kembali, "apa yang sudah kamu persiapkan untuk hari tersebut?"
Orang tersebut menjawab, "Belum wahai Rasulullah. Namun aku mencintai Allah dan RasulNya." Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya pada Hari Kiamat"
6) Qadha & Qadar
Meyakini bahwasanya Allah mengetahui takdir tiap hal, mengetahui waktu terjadinya sesuatu, dan Allah menuliskannya di lauhul Mahfudz, kemudian Allah merealisasikan dengan kehendakNya sesuai yang sudah Allah tentukan. Semua terjadi berdasarkan keilmuan dan kehendak Allah.
Ketika Qadha dan Qadar disebutkan bersamaan, maka memiliki makna masing-masing.
Poin yang akan direalisasikan oleh Allah disebut dengan Qadha. Sedangkan Qadar adalah apa yang telah Allah takdirkan 50ribu tahun sebelum diciptakan langit dan bumi.
Ahlussunnah mengimani Qadar Qauniyyah dan melakukan Qadar Syari'iyyah.
Dengan banyaknya Rasul yang diutus oleh Allah, maka sebanyak itu pula mereka diberikan kitab, dan semua kitab tersebut terangkum ke dalam 3 kitab besar yaitu Zabur, Taurat, dan Injil. Lalu seluruh kitab yang pernah diturunkan disempurnakan ke dalam Alquran.
No comments:
Post a Comment