Kajian Ahad
Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahullah
Bab 36 - Riya'
Oleh: Ustadz Arman Amri hafizhahullah
Ahad, 25 Juni 2023
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Secara bahasa, riya' adalah mengamalkan suatu amalan karena ingin dilihat manusia.
Secara syariat, riya' adalah mengamalkan suatu amalan karena ingin dilihat manusia dengan tujuan ingin mendapatkan pujian, sanjungan.
Sum'ah adalah penyampaian sesuatu yang ingin didengar dan bertujuan agar pendapatnya dipuji atau diakui orang lain.
Riya' adalah akhlak yang tercela dan termasuk dari sifat orang-orang munafik.
"Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya' (ingin dipuji) di hadapan manusia." (QS. An Nisaa' 142)
Nifaq atau munafiq terbagi menjadi 2.
1. I'tiqod (keyakinan)
2. Amal (perbuatan)
Hukum riya'
Riya' termasuk dari syirik kecil yang menyerang hati manusia.
Ibadah terbagi menjadi 2, yaitu:
Ibadah tidak terkait satu dengan yang lain
Ibadah terkait satu dengan yang lain
Jika riya' masuk ke dalam ibadah, ada 3 keadaan:
1. Riya' sudah masuk di awal ibadah
2. Riya' masuk di tengah ibadah
3. Riya' masuk di akhir ibadah
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir." (QS. Al Baqarah : 264)
"Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya". (QS. Al Kahfi: 110)
Amal shalih adalah ketika perbuatan tersebut sesuai dengan tuntunan Nabi ﷺ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
"Rasulullah ﷺ bersabda bahwasanya Allah berfirman: "Aku tidak membutuhkan tandingan atau sekutu dari perbuatan syirik yang dilakukan oleh manusia. Barangsiapa yang melakukan amalan yang disertai dengan kesyirikan, maka Aku tinggalkan hamba tersebut dan Aku tinggalkan perbuatannya" (HR. Muslim secara marfu')
Dari Abu Said radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
"Maukah kalian aku kabarkan tentang sesuatu yang aku takuti daripada fitnah dajjal?", Sahabat berkata, "Mau ya Rasulullah". Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, "yaitu syirik yang halus sekali dan tersembunyi (riya')"
(HR. Ahmad secara marfu')
Sufyan Ats Tsauri berkata:
"Tidak ada yang sulit bagi diriku yang bisa aku atasi kecuali dalam perkara ikhlas. Terkadang hatiku bisa berubah-ubah"
Hendaknya kita lebih hati-hati dalam masalah riya'. Segera buang perasaan itu. Mintalah pertolongan kepada Allah.
Shalat adalah barometer atau tolok ukur terhadap amalan manusia yang lain. Jika shalatnya baik, maka amalan yang lain pun akan baik. Adapun jika shalatnya buruk, maka amalan yang lain pun akan buruk.
No comments:
Post a Comment