Sunday, 23 July 2023

Kajian Ahad: Kitab Tauhid


Kajian Ahad
Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahullah
Bab 36 Riya'
Oleh: Ustadz Arman Amri hafizhahullah
Ahad, 23 Juli 2023
Masjid Nurul Iman Blok M Square, Jakarta Selatan 

Riya' adalah mengamalkan sebuah amalan untuk dilihat manusia demi mendapatkan pujian orang lain, tidak murni karena Allah.

Hukum riya' adalah termasuk dari syirik kecil dan dosa besar.

Riya' adalah sifat asli dari orang-orang munafik

"Apabila mereka mendirikan shalat, melainkan mereka mendirikannya dengan malas."
QS. An-Nisaa'

1. Nifaq Amal (Perbuatan)
Bisa mengenai siapa saja dari umat Muslim

Nabi ﷺ bersabda
"Jika berkata dia dusta, jika diberi amanah dia khianat

2. Nifaq I'tiqad (Keyakinan)

Orang-orang munafiq pada masa Nabi ﷺ 
Hanya ada 2 golongan manusia di Mekkah yaitu orang beriman dan orang musyirikan. Ketika Nabi ﷺ hijrah ke Madinah, ada 3 golongan yaitu orang beriman, kaum Yahudi (Qoinuqo, Quraidah, Nazhir), dan minoritas musyrikin Madinah.

Ketika terjadi Perang Badr dan kaum Muslimin menang, maka golongan minoritas musyrikin Madinah merasa terancam, lalu mereka masuk ke agama Islam secara pura-pura dan menyembunyikan kekafiran dan kebencian mereka terhadap kaum Muslimin. Inilah cikal bakal orang munafiq. Mereka akan berada di dasar neraka.

Riya' dalam ibadah terbagi menjadi 3:
1. Jika sudah ada di awal ibadah, maka ibadah tersebut tidak bermanfaat.

"Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Az Zumar : 65)

2. Jika masuk di tengah-tengah ibadah
1. Ibadah yang tidak terkait satu dengan yang lain
2. Ibadah yang terkait satu dengan yang lain
Jika di awal ibadah seseorang tersebut ikhlas dalam beribadah, lalu di tengah ibadah dia merasa riya', maka seluruh ibadahnya tidak bermanfaat atau tidak mendapatkan pahala.

3. Jika dari awal ibadah sampai akhir ikhlas. Kemudian ada yang memuji ibadahnya lalu dia merasa senang.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian." (QS. Al Baqarah : 264)

"Katakanlah (Wahai Muhammad): Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya". (QS. Al Kahfi : 110)

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."(QS. Bayyinah : 5)

Ikhlas adalah inti ajaran Islam dan inti dari dakwah para Nabi dan Rasul. Termasuk juga di dalamnya adalah ittiba', yaitu mengikuti tuntunan Nabi ﷺ.

"Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).” (QS. Al An'am 162-163)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda, Allah berfirman:
"Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan persekutuan. Barangsiapa mengerjakan suatu amalan dengan dicamouri perbuatan syirik kepadaKu, maka Aku tinggalkan dia dan (tidak Aku terima) amal syiriknya itu." (HR. Muslim)

Dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
"Maukah kalian aku kabarkan tentang perbuatan yang lebih aku khawatirkan menimpa kalian daripada fitnah Al-Masih ad-Dajjal? Para sahabat menjawab, "Tentu wahai Rasulullah." Beliau pun bersabda, "Syirik tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melakukan shalat, dia perindah shalatnya itu karena mengetahui ada orang lain yang memerhatikannya" (HR. Ahmad)

Sufyan Ats Tsauri berkata
"Tidak ada yang sulit bagi diriku kecuali masalah ikhlas. Terkadang hatiku bisa berubah."

Ketika Nabi ﷺ berdoa di hadapan Ummu Salamah, "Wahai Allah yang membolak-balikkan hati, maka teguhkan hatiku di atas agamamu."
Kemudian Ummu Salamah bertanya kepada Nabi ﷺ,
"Wahai Nabi, apakah benar hati seseorang bisa berubah?"
Nabi ﷺ bersabda:
"Benar, bahwa hati manusia cepat berubah. Tidaklah seorang hamba melainkan hatinya berada di antara dua jari Allah."

Dajjal dikatakan Al Masih karena mata sebelah kanannya terhapus dan mata sebelahnya saja yang bisa melihat. Dajjal juga berarti sebagai Khazab, yaitu pendusta. Orang tua Dajjal adalah kaum Yahudi. Di antara pengikut Dajjal adalah kaum Yahudi, orang-orang munafiq dan kaum Khawarij.

Dajjal akan dibunuh oleh Nabi Isa 'alayhissalam dengan mata Nabi Isa lalu Dajjal mencair di sebuah pintu Lud di Palestina.

Kiat-Kiat Membersihkan Hati:
1. Belajar ilmu agama, khususnya ilmu Tauhid
2. Berdoa kepada Allah
3. Membaca Alquran
4. Memperbanyak amal shalih
5. Berteman dengan orang-orang shalih

Ibn Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata"
"Para sahabat adalah orang-orang yang hatinya paling baik setelah hatinya Rasulullah ﷺ"

No comments:

Post a Comment